Fanatisme, Perbedaan, Perpecahan yang Menghilangkan Rasionalitas
Mereka seakan digiring dengan manipulasi fakta dan data sehingga kebenaran mutlak apa yang mereka yakini, itulah fanatisme.
Fanatisme adalah masalah yang tidak bisa dianggab remeh, karena sebuah keyakinan mengalahkan kebenaran tidak sedikit diantaranya menyelam diatas fanatisme yang berakhir sesat dijalan yang mereka sendiri menyakini sebuah kebenarnya. Kita dapat melihat sendiri betapa kuatnya sebuah doktrin sehingga seorang rela mengorbankan nyawanya untuk kegiatan terorisme yang merela yakini sebagai jihad.
Dalam sebuah riwayat dari Abu Umamah disebutkan kepada Rosullah tentang dua orang yaitu orang yang ahli ibadah dan seorang yang berilmu manakah yang lebih mulia.
Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan ahli ilmu atas ahli ibadah adalah seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah di antara kalian." Setelah itu beliau melanjutkan, "Sesungguhnya Allah, para malaikat, para penduduk langit dan bumi, bahkan semut di lubangnya, dan para ikan mendoakan pengajar kebaikan pada manusia." (HR At-Turmidzi).
Dari hadist Rosullah tersebut bahwa berilmu lebih mulia dari dari ahli ibadah, karena beribadah tanpa ilmu ibarat kita beribadah tanpa bisa membedakan mana yang benar mana yang salah. Itulah kenapa banyak dari teroris tidak diragukan dalam ibadahnya kepercayaannya kepada Allah SWT tapi mereka gagal memahami sebuah ajaran sehingga yang mereka percayai adalah kebenaran yang mereka yakini itualah fanatisme.
Ketika Sumber Berita Hanya Menjadi Alat Manipulasi. Benar atau Salah Menjadi Samar.
Fanatisme bisa timbul karena mereka banyak menerima banyak asupan informasi yang tidak berimbang tentang kebenaran sebuah berita yang mereka baca, mereka hanya condong membaca satu corong berita yang mereka sukai karena menurut mereka itulah yang benar.Di era terbukanya informasi ini semakin memperparah keadaan tersebut banyak sumber-sumber berita yang tak jelas asal usulnya , berkembangnya hoax dimana-mana sehingga pembaca dibingungkan kebenarannya dan berita-berita manipulatif. Berita tersebut sangat sensitif ketika menyentuh ras, warna kulit, suku dan agama padahal kebanyakan isu-isu tersebut digunakan untuk kepentingan politik belaka.
Untuk itu kita sebagai pembaca di tuntut bersikap objektif dan tidak mudah percaya sebelum membandingkan beberapa fakta dan data.
"Religion and politics are very similar (in the hands of charlatans),they are both twisted to manipulate and deceive people for personal gain"
Beberapa mungkin menganggap itu sebuah idealis tapi patut diketahui realistis juga tak kalah penting sehingga kita bisa membedakan kebenaran sehingga tidak terjerumus ke arah fanatisme membabi buta.
Beberapa mengetahui ilmunya tapi dia kaku dalam pemahamannya sehingga mudah menghakimi tanpa banyak pertimbangan itulah yang membuat perpecahan.
Akhir kata berpesan kepada kita semua selalu menyaring segala informasi yang kita terima sebelum kita menyimpulkan dan semoga walaupun berbeda pandangan akan kembali pada ladang ilmu sebagai rujukan.
Post a Comment
add your massage to every single people do comment here!