Kisah-bodoh-suka-berdebat


Perdebatan akan selalu ada pada setiap individu manusia yang memiliki akal. Tujuan perdebatan kadang kala juga tak jelas dan sepele hanya untuk memenuhi keegoisan pribadi.

Lalu apa yang diperdebatkan akan selalu berhasil menemukan kebenaran ? Jawab lugas "tidak". Seringkali kebenaran malah menjadi bias bertumpu pada keyakinan bahwa dia yang paling benar sekalipun salah. Pengakuan atas kebenaranlah yang diinginkan melupakan esensi nilai kebenarannya.

Ada salah satu kisah kiasan yang pernah saya dengar tentang perdebatan antara keledai dan harimau.

Pada suatu hari Keledai berkata kepada harimau : "Bahwa rumput bewarna biru"

Harimau ternyata tidak setuju dengan pernyataan keledai kemudian menjawab : "Bukan. Rumput warnanya hijau"

Kemudian perdebatan semakin sengit antara keduanya dan tak kunjung menemukan akhirnya sepakat. 

Kemudian mereka meminta pendapat singa sebagai raja hutan yang duduk di singgasananya.

Keledai berteriak : "Yang mulia, betul dong rumput berwarna biru ?"

Singa menjawab : "Kalau kamu yakin begitu, maka rumput itu memang berwarna biru."

Keledai merangsek kedepan dan menuntut: "Harimau tidak setuju dengan saya, menentang saya, menjengkelkan saya. Hukum dia!"

Singa lalu berkata: "Harimau patut dihukum. harus puasa bicara selama 3 hari. Demikian keputusannya."

Keledai lalu pergi dengan rasa puas. Ia berseru berulang-ulang: "Rumput warnanya biru! Rumput warnanya biru!"

Secara pribadi harimau bertanya pada singa: "Yang Mulia, mengapa saya dihukum? Bukankah sebenarnya rumput memang benar berwarna hijau?"

Singa menjawab : "Kamu kan tahu dan bisa berfikir sendiri, bahwa rumput warnanya memang hijau"

Harimau bingung: "jadi, mengapakah yang mulia memberi hukuman pada saya?"

Kata singa: "Hal itu tidak ada hubungan dengan warna rumput, hijau atau biru. Hukuman itu karena sangat konyol untuk mahluk seperkasa dan sepandai kamu, membuang waktu berdebat dengan yang bodoh." "Tambah parah lagi, engkau nekat mengganggu aku hanya untuk meminta pembenaran sesuatu yang sudah kamu ketahui kebenarannya."

Dari kisah tersebut kita belajar membuang waktu sia-sia terjadi saat berdebat dengan yang bodoh dan fanatik, yang tidak peduli akan kebenaran maupun kenyataan. Yang selalu menganggap hanya pendapatnya, keyakinannya, atau hayalannya yang paling benar. Tidak perlu membuang-buang waktu dengan perdebatan yang tak ada menfaatnya.

Ada orang-orang yang walaupun buktinya sudah jelas, tidak bisa menerima. meraka bahkan tidak mau mengerti, hanya mau berdebat.

Orang-orang yang dibutakan oleh ego, kebencian atau praduga. yang mereka inginkan hanya pengakuan bahwa mereka benar, walaupun sebenarnya tidak benar.

Alangkah baik kita menghindari perdebatan seperti ini yang membuat kita tidak ada bedanya dengan kebodohannya, mendebatkan sesuatu yang sudah jelas kita tahu kebenarnya. Sekalipun kita menang dalam perdebatan sengit itu tidak merubah fakta dibenaknya atas penerimaan penilaian fikirannya.

" Perdebatan yang tidak berlandaskan nilai akan selalu membuat luka entah kamu maupun lawanmu. Maka bijaklah memilih menghindari perdebatan yang tidak diperlukan"

Post a Comment

add your massage to every single people do comment here!

Previous Post Next Post